OBORMOTINDOK.CO.ID. Morut- Bupati Kabupaten Morowali Utara, (Morut), dr Delis Julkarson Hehi, akhirnya kembali mengundang pihak tim PLN.

Undangan Bupati Morut itu, menyusul banyak keluhan masyarakat terkait seringnya pemadaman lampu yang tak beraturan di wilayah tersebut.

Undang Bupati Delis itu bertempat di rumah Jabatan Bupati Morowali Utara, Selasa, (18/10/22).

Hadir dalam pertemuan tersebut adalah pihak PLN ULP Bungku Desnar Sabudu serta Supervisor Pembangkitan PLN ULP Bungku. Sedangkan Manager PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Kolonodale Nian Aditya,tidak sempat hadir karna masih berada diperjalanan dari Palu.

Dalam pertemuan itu tampak Bupati Delis sangat geram dan marah besar dengan beberapa kali mengeluarkan nada keras dan sesekali memukul meja, karena adanya pemadaman lampu yang tidak beraturan.

Menurut bupati, terlalu seringnya pemadaman listrik yang berdampak pada kerusakan peralatan elektronik milik warga, usaha masyarakat yang bergantung pada listrik, bahkan mengganggu kelancaran komunikasi telepon seluler, bisa menimbulkan kerawanan sosial dan potensi konflik di masyarakat.

“kalau kami tidak pusing bila peralatan elektronik rumah rusak, karna semua dibiayai Negara,tapi kasian jika milik elektronik masyarakat yang rusak siapa yang akan harus bertanggung jawab.”Kata Delis dengan dana kesal.

Akibat pemadaman itu, kami Pemerintah Daerah terus jadi sasaran masyarakat untuk di demo masyarakat, seakan-akan tidak perduli dengan keadaan ini.

“Kalau ada kesulitan PLN dalam mengatasi persoalan pemadaman listrik ini, pemda siap memberikan bantuan semaksimal mungkin sesuai kewenangan yang dimiliki. Kalau ada masalah jaringan kabel distribusi dengan tanaman warga, beritahu kami supaya kami bisa menjembatani penyelesaiannya,” kata Delis lagi.

Delis juga mengingatkan bahwa kontribusi Morowali Utara kepada pertumbuhan ekonomi nasional dan pendapatan negara seperti pajak-pajak dan cukai sangat signifikan.

“Karena itu masyarakat kami menuntut perimbangan sebab sumber daya alam daerah sudah memberi kontribusi yang signifikan bagi kemajuan negara, maka wajarlah kalau negara melalui PT.PLN yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini memberikan pelayanan kelistrikan yang lebih handal,” ujarnya.

Delis memberi waktu hingga kamis besok Untuk memberikan kesempatan menyerahkan data tentang apa kendala yang terjadi sehingga sering padamnya lampu yang tak beraturan, kemudian segera mencari solusi yang akan dilakukan.

“Kondisi seperti ini tidak bisa terus dibiarkan, masyarakat sudah cukup resah dengan keadaan ini kami sudah cukup bersabar,” ucapnya.

Dia menyebut pemadaman listrik bisa terjadi hampir setiap jam. Dalam sehari, bisa terjadi tiga hingga empat kali pemadaman.

Sebagai Pemerintah Daerah, pihaknya juga kerap menerima aduan dan keluhan warga soal layanan listrik baik melalui telepon dan pesan pendek.

“Kondisi listrik di Morowali utara cukup memprihatinkan,” ujar dia,

Kepala Bagian Humas dan Protokoler Morowali utara, Herry Pinontoan menambahkan pemadaman listrik juga berdampak pada pelayanan pemerintah untuk warga. Pekerjaan pegawai negeri yang menggunakan alat elektronik seperti computer juga terganggu.

“Kalau padamnya di malam hari, tidak akan berdampak pada pekerjaan. Tapi kalau jam kantor, pasti sangat berimbas pada peralatan elektronik,” tutur Herry.

Tak hanya kinerja pemerintahan yang terganggu. Kerapnya pemadaman listrik juga berimbas terhadap dunia usaha. Herry menuturkan beberapa sektor usaha yang terganggu, yaitu usaha foto copy, warung internet, Warkop.

“Dan usaha-usaha lain yang bergantung pada listrik PLN,” ujarnya.

Sementara itu, Brian Galela salah seorang warga dan pelaku usaha di Desa Beteleme mengaku merugi drastis akibat pemadaman listrik. Tak hanya pendapatan yang berkurang, peralatan dan mesin elektronik miliknya juga rusak akibat pemadaman.

“Kami meminta Pemerintah turun tangan atas keadaan ini. “Kalau kondisi seperti ini dan dibiarkan, usaha kami bisa gulung tikar,” tuturnya.

Menangapi hal tersebut pihak kepala ULP cabang PLN tompira Nian Aditya kepada media ini mengatakan, saat ini pihaknya masih terkendala pada jaringan, yang mana ada beberapa titik gangguan yang disebabkan oleh tanaman warga yang belum bersedia untuk di besihkan.”tandasnya.(cm)

Phian