OBORMOTINDOK.CO.ID. Morowali Utara – Semangat rekonsiliasi terhadap dualisme Dewan Adat Wita Mori menjadi sorotan utama dalam rangkaian kegiatan yang dilakukan saat ini. Bupati Morowali Utara, Delis Djulkerson Hehi, menegaskan hal ini saat memberikan sambutan pada pengukuhan Dewan Adat Wita Mori yang diketuai oleh Julius Pode, Jumat (28/6) pagi di Ruang Pola Kantor Bupati.

“Orang tua kami memberikan contoh bagi generasi muda tentang bagaimana kita bisa bersatu. Jangan berikan contoh yang tidak baik. Berikan kami contoh tuwu mate memaroko, seperti dalam lagu Wita Moru yang selalu kita kumandangkan. Kegiatan hari ini tidak mengurangi semangat itu,” ujar Delis dengan tegas.

Delis menjelaskan bahwa dirinya telah mengundang para sesepuh yang berbeda pendapat untuk bertemu dan memulai upaya rekonsiliasi. “Saya memahami betul bagaimana berorganisasi. Tidak boleh ada kevakuman dalam kepengurusan agar organisasi bisa berjalan. Tapi, rangkaian acara hari ini tidak menyurutkan semangat kita untuk rekonsiliasi bagi Wita Mori. Ini tidak membatalkan agenda kita ke depan untuk mempersatukan para sesepuh,” tambah Delis.

Selama ini, terjadi dualisme kepengurusan Dewan Adat dengan kepemimpinan Ten Marunduh dan kepemimpinan Julius Pode. Dalam dua kali pertemuan pada 6 dan 18 Juni di Rujab Bupati, kedua pimpinan lembaga adat ini menyepakati dan menandatangani kesepakatan pelaksanaan Mubes serta telah membentuk kepanitiaan.

“Saya ingatkan bahwa pemegang mandat tertinggi lembaga adat Wita Mori adalah orang tua kami di desa-desa, bukan para elit atau bupati,” tutup Delis.(teguh)

*) Ikuti berita terbaru Obormotindok.co.id di Google News

Semuel Siombo