OBORMOTINDOK.CO.ID – Novel Kincir Waktu karya Akmal Nasery Basral mengikuti tren masa ini yang lintas genre, menggabungkan  genre crime fiction (fiksi kejahatan), political thriller (kisah tegang yang berkaitan dengan politik), dan historical fiction (fiksi sejarah).

Demikian Denny JA, Ketua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia, Satupena, dalam diskusi website seminar di Jakarta, Minggu 5 Desember 2021.

Diskusi itu membahas novel terbaru karya Akmal Nasery Basral, Kincir Waktu.

Karya sastra ini terinspirasi oleh reformasi 1998 dan ingar-bingar yang ditimbulkannya, termasuk isu pemerkosaan massal.

Obrolan Hati Pena #16, dengan nara sumber Akmal Nasery Basral itu dipandu oleh Swary Utami Dewi dan Anick HT.

Denny memberi contoh: crime fiction itu misalnya karya-karya Agatha Christie, dengan tokoh utamanya detektif Hercule Poirot.

Political thriller, misalnya karya Michael Dobbs House of Cards, tentang pertarungan kekuasaan dan dampaknya.

Sedangkan historical fiction, contohnya adalah karya Leo Tolstoy, War and Peace.

Mengutip ucapan penulis Inggris, Rudyard Kipling, Denny mengungkapkan, jika sejarah diajarkan atau dituliskan dalam  bentuk kisah-kisah, atau drama-drama, ia akan sulit kita lupakan. Kipling adalah pemenang Nobel Sastra pada 1907.

Kipling mempelajari memori manusia dan menyatakan, manusia mudah tersentuh oleh kisah-kisah drama.

Jika sudah tersentuh, kisah-kisah itu akan melekat lama dalam memorinya.

“Pandangan kipling itu ikut memunculkan sejarah dalam karya sastra, atau sastra yang mengambil setting sejarah,” kata Denny, yang juga penggagas puisi esai ini. *

Phian