OBORMOTINDOK.CO.ID. Banggai– Pencegahan dan penanganan kekerasan di lingkungan sekolah tidak hanya menjadi tanggung jawab sektor pendidikan semata, melainkan memerlukan peran serta dari berbagai pihak.

Menyadari hal ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Banggai menginisiasi penandatanganan komitmen bersama untuk melibatkan berbagai elemen dalam menangani tindak kekerasan di satuan pendidikan.

Acara penandatanganan ini berlangsung di Graha Pemda, Luwuk, pada Kamis (19/9/2024). Turut hadir Bupati Banggai, Amirudin, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Syafrudin Hinelo, serta sejumlah pejabat seperti jajaran Polres, Kodim 1308 Luwuk Banggai, Kejaksaan Negeri, dan beberapa kepala perangkat daerah terkait.

Selain penandatanganan komitmen, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Banggai juga meluncurkan layanan pendidikan inklusif serta Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) sebagai bagian dari upaya menciptakan pendidikan yang lebih inklusif dan kreatif.

Bupati Banggai, Amirudin, menegaskan bahwa segala bentuk kekerasan terhadap anak, termasuk kekerasan fisik, verbal, psikologis, kekerasan seksual, dan kekerasan siber, harus dicegah dengan menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan bebas dari diskriminasi.

“Upaya ini bertujuan memberikan rasa aman kepada anak-anak kita, sehingga mereka merasa nyaman saat berada di sekolah,” kata Bupati Amirudin.

Komitmen bersama tersebut mencakup berbagai langkah konkret, termasuk program sosialisasi dan edukasi tentang pencegahan kekerasan yang dilakukan secara berkala kepada seluruh warga sekolah. Setiap pihak juga sepakat untuk membentuk tim penyuluh yang akan menyebarkan pesan positif tentang pentingnya pergaulan sehat dan saling menghormati.

Selain itu, disepakati pula mekanisme pelaporan yang cepat, mudah, dan aman bagi korban atau saksi kasus kekerasan, dengan menjamin kerahasiaan identitas pelapor.

Jika terjadi kasus kekerasan, satgas pencegahan akan mengoptimalkan tugasnya dengan melakukan investigasi menyeluruh dan memberikan dukungan psikologis kepada korban, serta menjatuhkan sanksi yang adil kepada pelaku.

Terkait dengan pendidikan inklusif, Bupati Amirudin menekankan bahwa setiap anak berhak mendapatkan pendidikan terbaik, sesuai dengan potensi dan kebutuhannya.

Ia menegaskan pentingnya memberikan pelayanan pendidikan yang adil tanpa membeda-bedakan latar belakang keluarga.

“Sudah tidak boleh ada diskriminasi, entah itu anak pejabat atau bukan, semuanya harus mendapatkan pelayanan yang sama,” tegasnya.

Bupati juga memberikan apresiasi terhadap Gerakan Seniman Masuk Sekolah yang bertujuan untuk menggali potensi siswa di bidang seni.

Menurutnya, program ini akan membantu memperkaya pengalaman anak-anak dan mengembangkan potensi yang mungkin selama ini belum tersentuh oleh pendidikan formal.

“Kita akan terus mendorong program ini. Dengan adanya seniman masuk sekolah, anak-anak kita tidak hanya akan cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter yang kuat,” pungkas Bupati Amirudin.**

*) Ikuti berita terbaru Obormotindok.co.id di Google News

ombatui