OBORMOTINDOK.CO.ID. BANGGAI– Dalam upaya menekan angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai terus menggiatkan Gerakan Jumantik (Juru Pemantau Jentik) hingga ke lingkungan sekolah.

Melalui inovasi bernama “Si Batik Maleo” yang merupakan akronim dari Siswa Berantas Jentik dan Memantau Lingkungan Sekolah, para siswa didorong untuk berperan aktif dalam pencegahan penyebaran nyamuk Aedes Aegypti, penyebab utama DBD.

Inovasi ini diharapkan dapat memperkuat peran siswa sebagai agen perubahan dalam menjaga kebersihan lingkungan dan mencegah berkembangnya nyamuk DBD. Gerakan ini dibahas secara mendalam dalam rapat koordinasi bertajuk

“Penguatan Gerakan Jumantik Lingkungan dan Implementasi Inovasi Si Batik Maleo Tingkat Kabupaten Banggai Tahun 2024,” yang diadakan pada Senin (2/9/2024) di Hotel Swissbelinn, Luwuk Selatan.

Rapat koordinasi tersebut dihadiri oleh Penjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Banggai, Ramli Tongko, serta melibatkan berbagai pihak terkait seperti Dinas Pendidikan, Kemenag Banggai, puskesmas, pemerintah kecamatan, dan perwakilan sekolah.

Dalam sambutannya, Ramli menekankan bahwa masalah DBD tidak hanya berdampak pada kesehatan individu, tetapi juga pada kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat secara keseluruhan.

“Masalah DBD tidak bisa hanya diatasi oleh organisasi kesehatan saja. Diperlukan peran aktif dari masyarakat dan lintas sektor untuk mengatasi ini. Melalui program Si Batik Maleo, para siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan tentang pentingnya kebersihan lingkungan, tetapi juga menjadi pelopor dalam penerapan hidup sehat di sekitar mereka,” kata Ramli.

Statistik DBD di Kabupaten Banggai menunjukkan fluktuasi dalam tiga tahun terakhir. Pada tahun 2021, tercatat hanya 6 kasus DBD, namun pada tahun 2022 terjadi lonjakan drastis menjadi 73 kasus dengan satu kasus kematian.

Pada tahun 2023, angka ini turun menjadi 65 kasus dengan satu kasus kematian. Hingga Juli 2024, tercatat sudah ada 45 kasus DBD, tanpa ada laporan kematian.

Berbagai upaya pencegahan terus dilakukan oleh pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan, termasuk kampanye Gerakan Pemberantasan Dengue dengan pemberantasan sarang nyamuk 3M Plus dan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik.

Inovasi Si Batik Maleo menjadi salah satu langkah inovatif yang diharapkan mampu menekan jumlah kasus DBD di Kabupaten Banggai.

Pada kesempatan yang sama, juga dilakukan penandatanganan komitmen bersama untuk menciptakan Sekolah Bebas Jentik Cegah DBD melalui inovasi Si Batik Maleo.

Dalam rapat tersebut, hadir beberapa narasumber, antara lain Dr. Agus Handito dari Tim Kerja Arbovirosis Kementerian Kesehatan, Edi Priyanto sebagai Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, serta Muhadi Dahlan dan Taufik Akbar dari komunitas belajar dan program kesehatan terkait.

Dengan keterlibatan berbagai pihak, diharapkan gerakan ini dapat memberikan dampak signifikan dalam pencegahan DBD di Kabupaten Banggai, khususnya di lingkungan sekolah.**

*) Ikuti berita terbaru Obormotindok.co.id di Google News

ombatui