OBORMOTINDOK.CO.ID. Morut– Bupati Morowali Utara, (Morut), Delis Julkarson Hehi, memimpin rapat koordinasi Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) guna membahas percepatan pembangunan jaringan listrik di Kabupaten Morowali Utara.

Rapat tersebut berlangsung di ruang kerja Bupati di Kolonodale dan dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk pimpinan PT PLN (Persero) UIP Sulawesi, PT PLN UPP Sulsel, dan PT PLN UPP Sulteng.

Pertemuan ini juga dihadiri oleh Dandim 1311/Morowali Letkol Inf Alzaki, Kasdim 1311/Morowali Mayor Arm Nifri Poli, Kapolres Morut AKBP Imam Wijayanto, Asisten I Pemda Morut Krispen H Masu, Camat Mori Atas Akron Tampake, Camat Petasia Timur Mustatin, serta beberapa perwakilan dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.

Dalam rapat tersebut, Bupati Delis meminta pihak PT PLN untuk memberikan penjelasan terbuka mengenai progres dan kendala yang dihadapi dalam pembangunan jaringan listrik di Morowali Utara, khususnya pada proyek Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Kolonodale – Tentena.

“Tolong paparkan secara terbuka. Kebetulan ada Pak Dandim dan Pak Kapolres, mereka bisa membantu jika ada hal-hal yang memerlukan intervensi aparat keamanan,” ujar Bupati Delis.

Bupati juga menekankan pentingnya keterlibatan pemerintah setempat dalam setiap tahapan proyek, baik yang terkait dengan pembebasan lahan maupun konstruksi, sehingga semua pihak dapat segera mengetahui jika terjadi kendala di lapangan.

Mewakili PT PLN UIP Sulawesi, Faisal Arifin menjelaskan bahwa pihaknya terus berupaya menyelesaikan proyek sesuai target yang ditetapkan, yakni bulan November 2024.

Ia memaparkan, pembangunan SUTT 150 kV Kolonodale – Tentena melibatkan 363 tower, dengan 210 tower berada di wilayah Morowali Utara.

“Saat ini, pekerjaan telah memasuki tahap penarikan kabel (stringing), yang diawali dengan penyediaan ruang bebas atau right of way (ROW),” jelas Faisal.

Namun, Faisal juga mengungkapkan adanya beberapa kendala di lapangan, termasuk terkait pembayaran kompensasi atas lahan, bangunan, dan tanaman yang berada di bawah ROW. Kendala-kendala ini muncul di beberapa titik, seperti di Kecamatan Mori Atas, Lembo, dan Petasia Timur.

Selain itu, masalah juga muncul dengan perusahaan, khususnya PT ANA di Petasia Timur, yang tidak mengizinkan PLN atau mitra kerjanya untuk memasuki area tersebut.

“Ini salah satu kendala yang kami hadapi di lapangan. Kami juga sedang mengurus ganti rugi lahan masyarakat yang masih dalam tahap komunikasi,” tambahnya.

Dari hasil identifikasi lapangan, terdapat 37 persil lahan yang tersebar di beberapa lokasi yang perlu diselesaikan dalam penyediaan ROW.

Bupati Morowali Utara berharap agar semua kendala di lapangan dapat segera diatasi, sehingga target penyelesaian pada bulan November 2024 dapat tercapai.

Dandim dan Kapolres juga menyatakan dukungan penuh mereka untuk kelancaran proyek strategis nasional (PSN) ini tanpa gangguan.**

*) Ikuti berita terbaru Obormotindok.co.id di Google News

Semuel Siombo