OBORMOTINDOK.CO.ID. Bangkep– Bakal Calon Bupati Banggai Kepulauan (Bangkep), Sulawesi Tengah, Sugianto Tamoreka tak kuasa menahan tangis saat mengenang ayahnya, almarhum H. Abdul Halim Tamoreka.

Momen haru tersebut terjadi pada acara silaturahmi dengan masyarakat Desa Bongganan, Kecamatan Tinangkung, Kamis, 12 September 2024.

Acara itu dipandu oleh Sabarudin Salatun, Sekretaris Koalisi Pemenangan STAR-HERO (Sugianto Tamoreka dan Heri Ludong).

Dalam kesempatan tersebut, dua tokoh Desa Bongganan, H. Sardin Node dan Asmi Madatu, diberikan kesempatan berbicara.

Sardin Node, yang memiliki hubungan emosional dengan almarhum H. Abdul Halim Tamoreka, mengenang sosok dermawan tersebut.

“Saya sangat dekat dengan ayah Sugianto selama 18 tahun. Beliau adalah sosok yang dermawan dan selalu ramah kepada semua orang,” ujar Sardin.

Lebih lanjut, Sardin juga berbagi cerita tentang kebaikan almarhum, termasuk saat ia dihadiahi sebuah rumah ketika tidak memiliki tempat tinggal.

Ia pun menyatakan bahwa dirinya sudah mengenal Sugianto dan keluarganya sejak lama.

“Dari kecil, saya sudah kenal dengan saudara-saudara Sugianto. Mereka semua orang baik dan dermawan,” tambahnya.

Sardin kemudian mengajak masyarakat Bongganan untuk tidak ragu mendukung pasangan STAR-HERO dalam Pilkada 27 November 2024 mendatang.

“Mereka sudah terbiasa membantu orang, termasuk yang kesusahan. Saya yakin Bangkep akan lebih baik bersama STAR-HERO,” tuturnya dengan penuh keyakinan.

Sementara itu, sesepuh Bongganan lainnya, Asmi Madatu, juga mengingat kebaikan almarhum Abdul Hamid dan meyakinkan bahwa Sugianto datang untuk mengabdi kepada masyarakat Banggai Kepulauan.

“Saya yakin beliau akan mengangkat derajat rakyat Bangkep. Tugas kita adalah memilihnya sebagai Bupati,” ajaknya.

Selain itu, Asmi juga menambahkan bahwa calon Wakil Bupati, Heri Ludong, yang berpasangan dengan Sugianto, memiliki ikatan keluarga di Bongganan, sehingga sosoknya tidak asing bagi masyarakat setempat.

Mendengar kisah tentang ayahnya, Sugianto yang akrab disapa Agil, tak mampu menahan tangis.

Suasana hening sejenak, sementara beberapa warga ikut merasakan emosinya. Setelah beberapa saat,

Sugianto pun bangkit dan menyampaikan rasa terima kasihnya.

“Saya merasa berat berbicara ketika mendengar kisah tentang ayah saya. Saya pikir di sini saya sendiri, tapi ternyata keluarga saya ada di sini,” ungkapnya dengan suara bergetar.

Agil juga menceritakan bagaimana sang ayah, mantan kepala desa Toili yang menjabat selama 32 tahun, selalu menekankan pentingnya pendidikan.

“Ayah saya selalu berpesan agar kami sekolah dengan baik, karena ilmu adalah satu-satunya yang tidak bisa diambil orang lain,” kenangnya.

Ia pun merasa bangga karena semua saudaranya telah sukses dalam berbagai bidang, termasuk ada yang menjabat sebagai bupati, anggota DPRD, dan DPR RI.

“Saya tidak bermaksud menyombongkan diri, tapi ingin menunjukkan bahwa kami tidak ada yang PNS atau ASN, sehingga tidak akan ada yang bisa saya angkat jadi kepala dinas di sini,” tegasnya.

Menutup pidatonya, Sugianto menyampaikan harapannya untuk bisa mengikuti jejak sang ayah dalam mengabdi kepada masyarakat.

“Semoga saya bisa mengikuti jejak almarhum ayah saya,” tutupnya.**

*) Ikuti berita terbaru Obormotindok.co.id di Google News

ombatui